OPTIMALISASI SCRUBBER DALAM MENURUNKAN KADAR SULFUR DIOKSIDA DI KAPAL MV. CMA CGM ELBE

OPTIMALITATION SCRUBBER FOR REDUCE SULPHUR DIOXIDE ON VESSEL MV.CMA CGM ELBE

Authors

  • Akhmad Ikhsanul Kamal
  • R. Bagus Wicaksono
  • Muhammad David Politeknik Pelayaran Malahayati
  • Benny Hidayat
  • Salfauqi Nurman

Keywords:

Scrubber, SO2, Optimalisasi

Abstract

Scrubber atau sering disebut juga sebagai "scrubber kapal", adalah perangkat yang digunakan pada kapal untuk mengurangi emisi gas buang dari mesin pembakaran internal yang menggunakan bahan bakar berbasis minyak, sepertidiesel atau bunker fuel.Exhaust gas cleaning systems (EGCS) scrubber menjadi teknologi yang lebih sering digunakan kapal untuk mencapai kepatuhan terhadap batas sulphur.Scrubber ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas sulphur dioksida (SO2) pada nilai ambang batas 0.5% kandungan gas buang. Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx). Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna, SO2dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Optimalisasi berasal dari kata optimal berarti terbaik, tertinggi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Landasanteori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan. Seperti peraturan IMO (Organisasi Maritim Internasional) yang membatasi kadar sulphur dalam bahan bakar kapal. Peneltian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung analisis. Proses dan makna dimanfaatkan sebagai pemandu agar focus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Penelitian ini adalah tentang optimalisasi Scrubber dalam menurunkan kadar sulphur dioksida di kapal MV. CMA CGM ELBE. Penyebab CEMS (continuous emission monitoring system) mengalami alarm out of compliance dikarenakan penurunan ph yang drastic. Ph yang tinggi dibutuhkan untuk mengikat kandungan Sulphur pada gas buang. Penurunan ph ini disebabkan bocornya pipa tanki air kapur karena terjadi penyumbatan pada pipa. Pressure pompa yang tinggi, dan adanya penyumbatan menyebabkan pipa mengalami kebocoran. Perawatan yang dilakukan adalah melakuka system bubling untuk menjaga pengendapan air kapur pada tangka. Serta melakukan flushingline dengan air tawar agar tidak ada air kapur yang tersisa pada pipa untuk menghindari penyumbatan.

Published

2024-07-01